"Sebelum berupaya menumbuhkan pola pikir murid, mantapkanlah pola pikir kita terlebih dahulu."
Kalimat itu seakan menjadi pengingat penting bagi para pendidik di era Kurikulum Merdeka. Dalam paradigma pendidikan yang terus berkembang, peran guru tidak lagi sebatas menyampaikan materi, tetapi menjadi fasilitator perubahan, pendamping belajar, dan pembentuk karakter.
Untuk menjalankan peran yang begitu krusial tersebut, seorang guru harus memiliki growth mindset atau pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat terus dikembangkan melalui usaha, belajar dari kegagalan, serta kemauan menerima umpan balik. Guru dengan pola pikir ini tidak mudah puas. Ia terus bertanya, “Bagaimana saya bisa lebih baik lagi?” dan siap mencoba pendekatan-pendekatan baru dalam proses belajar mengajar.
Lebih jauh, guru dengan growth mindset akan menciptakan lingkungan belajar yang sehat, di mana kegagalan tidak ditertawakan, namun dimaknai sebagai bagian dari proses belajar. Ia memberi contoh langsung kepada murid bahwa berkembang itu tidak instan, tapi membutuhkan kegigihan, kerja keras, dan kemauan belajar terus-menerus. Dengan begitu, murid pun terdorong menjadi pribadi yang tak takut mencoba dan tak mudah menyerah.
“Murid tak akan lebih tinggi dari gurunya. Maka kalau kita ingin murid kita berani tumbuh dan belajar, gurunya harus lebih dulu memberi contoh.”
Sebaliknya, guru dengan fixed mindset atau pola pikir tetap, cenderung menghindari tantangan, merasa cukup dengan pengalaman yang ada, dan menolak kritik sebagai gangguan. Ia lebih suka zona nyaman dan berpegang pada rutinitas. Padahal, dalam dunia pendidikan yang terus bergerak cepat, sikap seperti itu bisa menjadi penghambat utama kemajuan peserta didik.
Jadi, mari jujur pada diri sendiri bahwa kita guru yang seperti apa? Apakah kita guru yang terus belajar, mengembangkan diri, dan terbuka terhadap perubahan? Ataukah kita sudah merasa cukup dan enggan berbenah? Di era ini, growth mindset bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan mutlak bagi setiap guru yang ingin tetap relevan dan berdampak.
Penulis : Aznur Panca Saputra
Editor : Bayiehaqi