Selamat Datang di Blog KKG PAI Balikpapan, Silahkan dibaca dan dipelajari untuk adik-adik yang saat ini belajar di rumah

Penjelasan Materi PAI Kelas 3 BAB 6 Sesi 1

 

Kisah Keteladanan Nabi Yusuf as


 

Assalamu alaikum warohmatullahi wa barokatuh.

Anak-anakku yang sholih dan sholihah, kembali lagi kita akan belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Semoga kita semua tetap sehat wal afiyat, dan senantiasa dilindungi oleh Allah Swt dari pandemi yang sedang melanda negeri kita tercinta, Aamiin ya robbal ‘alamiin

Anak-anakku yang sholih dan sholihah, Pada pertemuan kali ini kita sudah masuk di BAB 6 yaitu “Kisah Keteladanan Nabi Yusuf as dan Nabi Syuaib as” dengan sub tema “Kisah Keteladanan Nabi Yusuf as”

Namun sebelum mulai pelajaran, marilah kita berdo’a agar apa yang kita pelajari hari ini bermanfaat.

Audzu billahi minasy syaithonirrojiim

Bismillahirrahmanirrahiim, Robbi zidni ‘ilman warzuqni fahman…. Waj’alni minas sholihin

Anak-anakku yang sholih dan sholihah,

Lihat gambar silsilah di bawah ini!


Silsilah tersebut menunjukan bahwa Nabi Yusuf ‘alahissalam merupakan putra dari Nabi Yaqub ‘alahissalam dari pernikahan dengan istrinya yang bernama Rahel. Nabi Yusuf mempunyai saudara kandung yaitu Bunyamin. Selain itu Nabi Yusuf juga memiliki saudara tiri yang berjumlah 10 orang.

Nabi Yusuf merupakan seorang Nabi yang dipilih oleh Allah Ta’ala untuk berdakwah kepada manusia. Nabi Yusuf memiliki wajah yang tampan sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah dalam hadisnya : “Yusuf diberi setengah ketampanan." (HR  Ahmad). Selain memiliki wajah yang rupawan, Nabi Yusuf juga memiliki kecerdasan dalam menterjemahkan makna mimpi serta kesabaran yang luar biasa. Kisah Nabi Yusuf telah Allah Ta’ala abadikan di dalam Al-Quran surah Yusuf. Mari sama-sama kita mempelajari keteladanan dalam kisah Nabi Yusuf ‘alahissalam :

 

  1. Mimpi

Kisah Nabi Yusuf diawali saat dia menceritakan mimpinya kepada ayahnya yaitu Nabi Yaqub.  “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS. Yusuf/12:4). Mendengar mimpi anaknya maka Nabi Ya’qub merasa bahwa Nabi Yusuf kelak akan mendapatkan kedudukan yang mulia sehingga bertambah rasa sayangnya kepada Nabi Yusuf dan saudaranya Bunyamin.

 

Saudara-saudara tiri Nabi Yusuf merasa bahwa perlakuan ayahnya terhadap mereka berbeda. Mereka diperintahkan ayahnya untuk menggembala hewan ternak dan bermain di luar rumah, sementara Nabi Yusuf dan Bunyamin hanya mengerjakan pekerjaan rumah dan bermain di sekitar rumah. Akhirnya muncul rasa iri dengki kepada Nabi Yusuf dan mereka mencari cara untuk menyingkirkan Nabi Yusuf sehingga ayah mereka lebih sayang lagi kepada mereka.

 

  1. Terjebak di sumur

Saudara-saudara tiri Nabi Yusuf pun kemudian merencanakan untuk mengajak Nabi Yusuf menggembala ternak bersama mereka. Ayahnya pada awalnya tidak mengizinkan namun setelah mereka bersumpah untuk menjaga Nabi Yusuf dari hewan buas maka mereka pun diizinkan pergi bersamanya. Sesampainya di tempat penggembalaan mereka melepaskan pakaian Nabi Yusuf lalu memasukan Nabi Yusuf ke dalam sumur dan meninggalkannya sendirian. Sore hari mereka pulang kerumah dengan membawa pakaian Nabi Yusuf yang telah dilumuri darah hewan lalu berkata bahwa Nabi Yusuf telah dimangsa oleh hewan buas. 

 

Allah Ta’ala berfirman : Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." (QS. Yusuf/12:17)

 

  1. Belajar di Mesir

Allah Ta’ala Maha Pengasih dan dia tidak akan menyia-menyiakan hamba-Nya yang beriman, setelah terjebak di sumur dan ditinggalkan sendirian maka kemudian lewatlah kafilah dagang yang sedang mencari minum. Kafilah dagang tersebut kemudian melihat bahwa terdapat seorang anak di dalam sumur yang masih hidup, mereka lalu melemparkan tali dan menariknya sehingga Nabi Yusuf dapat keluar dari sumur dengan selamat. Setelah menyelamatkan Nabi Yusuf, kafilah dagang tersebut tidak mengembalikannya ke keluarganya, melainkan berencana untuk menjualnya sebagai budak. Akhirnya Nabi Yusuf pun dibawa sebagai budak dan saat sampai di pasar kafilah dagang menjualnya kepada seorang pejabat dari Mesir dengan harga yang murah maka Nabi Yusuf pun akhirnya dibawa ke negeri Mesir. Pejabat ini kemudian tidak memperlakukan Nabi Yusuf sebagai budak tetapi seperti anak sehingga memberinya tempat dan pendidikan yang baik.

 

Allah Ta’ala berfirman : “Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya[748]: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya (QS. Yusuf/12:21)

 

  1. Penjara lebih baik

Nabi Yusuf tumbuh dengan baik di Kota Mesir, selain tampan dia juga memiliki kecerdasan yang tinggi sehingga orang-orang kagum kepadanya, terlebih kaum wanita yang terpikat terhadap ketampanan Nabi Yusuf.  Suatu hari perempuan-perempuan yang berada di kota Mesir dikumpulkan dalam sebuah acara makan bersama. Setiap mereka diberikan pisau untuk memotong makanan yang disajikan. Saat mereka sedang makan maka Nabi Yusuf keluar menemui mereka yang membuat mereka terkagum-kagum hingga tanpa sadar pisau yang mereka pegang melukai jari-jari mereka.

 

Allah Ta’ala berfirman : “Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka." Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia." (QS. Yusuf/12:31)

 

Maka para wanita itu pun menggoda Nabi Yusuf untuk melakukan perbuatan yang buruk dan mengancam jika Nabi Yusuf tidak mau maka dia akan di penjara, maka Nabi Yusuf berdoa kepada Allah bahwa dipenjara lebih baik daripada melakukan perbuatan-perbuatan buruk. Maka Allah pun memperkenankan doanya dan Nabi Yusuf dipenjara selama beberapa waktu.

 

  1. Dua mimpi

Saat dipenjara, Nabi Yusuf berteman dengan dua orang pemuda yang dihukum karena berbuat kesalahan. Suatu hari keduanya menceritakan mimpinya maka Nabi Yusuf pun menjelaskan kepada mereka makna mimpinya bahwa salah satu dari mereka akan mati dihukum dan yang lain bebas karena tidak terbukti bersalah dan dikembalikan ke kedudukannya.

 

Allah Ta’ala berfirman : “Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur." Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung." Berikanlah kepada kami ta'birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (menabirkan mimpi). (QS. Yusuf/12: 36)

 

  1. Menteri di musim kemarau

Suatu hari Raja di Mesir bermimpi ada tujuh ekor sapi gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus serta ada tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir gandum yang kering. Sang Raja merasa bingung akan mimpinya lalu mengumpulkan seluruh pejabatnya dan menanyakan kepada mereka makna mimpi tersebut namun tidak ada satu pun dari mereka yang mengetahuinya. Maka salah seorang pemuda yang pernah dipenjara pun teringat kepada Nabi Yusuf dan menyarankan kepada Raja agar menanyakan makna mimpinya kepada Nabi Yusuf yang sedang berada di penjara.

 

Sang pemuda pun kemudian datang kepada Nabi Yusuf dan menanyakan makna mimpi sang Raja. Nabi Yusuf lalu menjelaskan bahwa maknanya adalah agar bertanam selama 7 tahun dan menyimpan hasilnya karena setelahnya akan datang 7 tahun yang sulit yang akan menghabiskan simpanan yang ada. Maka sang pemuda pun menyampaikan kepada sang Raja makna dari mimpi tersebut. Sang Raja yang merasa kagum kepada Nabi Yusuf kemudian membebaskannya dari penjara, membersihkan nama baiknya dan memberinya kedudukan sebagai pengelola pangan.

 

Allah Ta’ala berfirman : “Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS. Yusuf/12: 56)

 

 

  1. Saudara yang pemaaf

Musim kemarau pun akhirnya datang dan tidak hanya melanda Mesir tetapi juga daerah di sekitarnya termasuk daerah tempat ayah Nabi Yusuf yaitu Nabi Ya’qub dan saudara-saudaranya tinggal. Untuk meringankan beban kesulitan yang dihadapi wilayah-wilayah di sekitarnya maka Mesir pun kemudian mengadakan penukaran bahan makan dengan barang berharga dengan Nabi Yusuf sebagai pelaksananya. Akhirnya masyarakat berdatangan ke Mesir untuk mendapatkan bahan makanan termasuk juga saudara-saudara Nabi Yusuf. Saat saudara-saudaranya datang, Nabi Yusuf masih mengenali mereka sementara mereka sudah tidak mengenali Nabi Yusuf karena mengira Nabi Yusuf telah meninggal di dalam sumur. Nabi Yusuf pun kemudian mengupayakan agar mereka datang ke Mesir dengan membawa ayahnya Nabi Yaqub dan saudaranya Bunyamin.

 

Setelah ayah dan saudaranya datang ke Mesir maka Nabi Yusuf memberitahu mereka bahwa dirinya adalah Nabi Yusuf, yang mereka tinggalkan di sumur ketika kecil. Saudara-saudara tirinya pun terkejut dan mengungkapkan penyesalannya serta meminta maaf, lalu Nabi Yusuf pun memaafkan mereka serta meminta keluarga mereka semua agar datang ke Mesir

 

Allah Ta’ala berfirman : ‘Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?." Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami." Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)." Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang."  (QS. Yusuf/12: 90-92)

 

  1. Sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud

Setelah seluruh keluarganya berkumpul di Mesir maka Nabi Yusuf kemudian menaikan Ayah-Ibunya ke atas singgasana lalu kemudian mereka semua menghormat kepadanya. Nabi Yusuf kemudian mengingat nikmat Allah Ta’ala yang telah menyelamatkan dia dari sumur dan dari penjara serta memberikan kedudukan yang baik kepadanya.

 

Allah Ta’ala berfirman : “Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Yusuf/12: 100)

 

Sesungguhnya pilihan Allah Ta’ala kepada kita adalah yang terbaik, Allah memberikan kita kesusahan dan kesulitan bukan karena Allah tidak menyukai kita melainkan untuk melatih kita untuk lebih sabar dan tekun agar bisa menjadi seseorang yang lebih baik. Banyak pemimpin tinggi bukanlah berasal dari keluarga yang kaya dan mampu, melainkan dari keluarga yang kekurangan namun dengan semangat, kemauan keras, usaha, ibadah dan doa maka dia bisa mencapai cita-citanya.

Anak-anakku Sholih Sholihah.

Kita sudah mengetahui dalam kisah keteladanan Nabi Yusuf bahwa ujian dan cobaan yang dihadapi oleh Nabi Yusuf dengan kesabaran telah membawa dia kepada kedudukan yang mulia di dunia dan di akhirat

Maka bagaimana dengan nabi-nabi yang lain, keteladanan apa yang bisa kita ambil dari kisah mereka? insyaAllah akan kita pelajari pada pelajaran mendatang.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita insan-insan yang tidak tertipu oleh harta dunia dan menjadikan kita senantiasa memiliki semangat yang tinggi dan kemauan yang keras untuk meraih surganya dengan rajin beribadah dan beramal sholeh. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Demikian materi pembelajaran kali ini, semoga Allah Ta’ala menjadikan kalian anak yang mandiri, sholeh dan sholehah, berbakti kepada orang tua, dan berguna bagi ummat dan bangsa!

Sebelum kita tutup pelajaran kita pada hari ini marilah kita bembaca hamdallah“Alhamdulillaah”

Cukup sekian dan terima kasih

Assalamualaikum Wr.Wb 

Anak-anak bisa langsung simak juga videonya...!!!


 

LihatTutupKomentar